Indonesia Open 2024 batal digelar di Indonesia Arena. Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) membantah isu harga sewa terlalu mahal.
Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) membantah pembatalan penggunaan Indonesia Arena sebagai lokasi perhelatan turnamen BWF Indonesia Open 2024 karena harga sewa yang terlalu mahal.
Hal itu diutarakan Direktur Utama PPK Rakhmadi A. Kusumo, yang menyebut pembatalan karena masalah pencahayaan, bukan biaya seperti yang dirumorkan.
“Enggak, enggak (tinggi uang sewa). Bukan masalah biaya sih,” kata Rakhmadi usai acara GBK Media Ghatering di Indoensia Arena, pada Kamis (21/3/2024).
Baca juga: Indonesia Open 2024 Batal di Indonesia Arena, PBSI Beri Penjelasan |
Kabar pembatalan penggunaan venue Indonesia Arena diketahui dari unggahan undangan bertanda tangan Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna yang tersebar di media sosial. Dalam undangan tersebut tertulis bahwa Indonesia Open 2024, yang merupakan BWF World Tour Super 1000, akan digelar pada 4-9 Juni di Istora Senayan, Jakarta.
Padahal, Indonesia Open sebelumnya sempat diumumkan akan diselenggarakan di Indonesia Arena atau Indoor Multifunction Stadium (IMS). Rencana itu muncul karena besarnya kapasitas IMS, sehingga bisa menampung badminton lovers lebih banyak. Istora sejauh ini menampung 6 ribu penonton, sementara IMS punya sekitar 16.088 kursi.
Pembatalan itu pun mendapat respons dari berbagai elemen pecinta bulutangkis. Mereka menduga pembatalan tak lepas dari harga sewa yang mahal.
Menurut PPK GBK, Indonesia Arena disewakan seharga Rp 700 juta sampai Rp 750 juta per hari, belum dengan loading barang. Sementara harga sewa Istora sebesar Rp 350 juta.
“Mereka kalau secara organisasi, secara prosedurism mereka sudah biasa dan juga bisa diketahui sponsorship-nya juga sangat banyak. Jadi bukan ke biaya, tetapi lebih masalah infrastruktur yaitu pencahayaan,” Adi menjelaskan.
“Kalau (IMS) gedung ini memang pertama kali untuk bulutangkis sehingga mereka perlu uji coba dahulu, perlu pengetesan, mereka jadinya mungkin akan decided di Istora.”
“Maka lebih lanjut mungkin nanti bisa ditanyakan juga oleh PBSI, mereka mau di mana. Sejatinya GBK siap jika mereka mau mengadakannya di Istora kembali,” Adi menandaskan.
(mcy/aff)