Ducati punya rekor bagus di MotoGP Prancis, tapi tidak bagi Francesco Bagnaia. Juara dunia MotoGP back to back ini mengincar kemenangan pertamanya di Le Mans.
Pabrikan Italia itu menguasai MotoGP Prancis dalam empat tahun terakhir. Sejak 2020, penunggang Ducati selalu menjadi jawara dimulai dari Danilo Petrucci, Jack Miller, Enea Bastianini, dan Marco Bezzecchi berturut-turut.
Meski demikian, Bagnaia justru kerap “sial”. Di balapan panjang, pebalap berusia 27 tahun itu tiga kali gagal finis, termasuk di dua edisi terakhir. Sedangkan pencapaian terbaik Bagnaia di Le Mans adalah sekali finis keempat pada tiga tahun silam.
Pecco Bagnaia percaya diri menatap balapan MotoGP Prancis 2024, menyusul kemenangan di Jerez. Bagnaia bertekad mengakhiri rekor buruknya dengan kemenangan.
“Salah satu keunggulanku adalah aku tidak peduli apakah aku kehilangan banyak angka, atau jatuh di hari sebelumnya karena aku tahu persis bahwa jika segalanya berjalan lancar, aku bisa bangkit dan bersaing untuk kemenangan. Selama ini selalu seperti itu,” ucap pebalap Italia ini di Corsedimoto.
“Selama ini aku Le Mans selalu menjadi akhir pekan yang bagus untukku, aku menyukai lintasannya dan lingkungannya. Namun, di dua balapan terakhir aku tidak dapat menuntaskan balapan, karena yang pertama aku jatuh, dan yang lain karena senggolan. Bagaimanapun, kami punya potensi yang besar di sana.”
“Yeah, aku ingin sekali menang. Di 2022, aku nyaris menang, kemudian aku membuat kesalahan di tikungan kedua terakhir. Sedangkan pada tahun lalu aku tidak bisa bersaing, sekalipun aku punya kecepatan untuk melakukannya. Itu akan menjadi salah satu balapan terbaik untuk dimenangi, bukan hanya menyoal pertaruhan angka di papan klasemen, melainkan juga tentang menjadi kampiun di sini di Le Mans,” Bagnaia menambahkan.